Senin, 27 Oktober 2014

Selamat Ulang Tahun Cinta


            Andai saja aku bisa, ingin rasanya aku hadir dihadapanmu membawa sebuah kejujuran sebagai hadiah di hari bahagiamu. Aku ingin mengatakan “Aku wanita yang pernah kau cinta” namun sangat disayangkan, aku tak punya keberanian untuk itu. Aku pun tak berani berkhayal jika ucapan itu benar-benar terlontar dari mulutku karena aku tahu satu kenyataan yaitu aku telah tertolak jauh sebelum aku jatuh cinta padamu. Aku tahu yang kau cintai bukan aku melainkan sosok mayaku.
Hari ini aku bernostagia sejenak tentang kita delapan bulan yang lalu sebelum aku memutuskan pergi  tanpa meninggalkan jejak bahwa aku pernah ada dalam perjalanan cintamu walau sebagai ‘orang lain’ . Tidakkah kau rasa semua begitu indah ?
            “Dimasa depan nanti akan ada aku,kamu dan anak-anak kita”Ucapanmu terdengar seperti lelucon konyol ditelingaku. Apakah tersedia masa depan untuk kita sementara aku tak pernah bisa menampakkan diriku di hadapanmu. Berkali aku tertawa pedih manakala aku mengingat hal itu..
            Apa kamu tahu alasanku pergi dari hidupmu ? Tugasku telah selesai ,itulah alasannya ! Aku hanya datang untuk membantumu membalut luka yang dia buat dan ketika bahagia itu kembali kau kecap , jalan terbaik yang aku lakukan adalah pergi karena dalam cinta hanya ada dua hati saja untuk bisa bahagia tidak ada tempat untuk hati ketiga. Jika bertanya apakah aku bersedia untuk kembali? Ya, aku akan kembali jika kau memintanya. Satu hal lagi, aku akan kembali jika hatimu benar-benar kosong karena aku tak pernah rela untuk berbagi tempat dengan wanita lain.
            Hah Sudahlah ! Berulangkali aku mengenangmu entah mengapa sakitnya masih sama.
            Sayup suara angin pagi membuat aku tersadar, ini hari bahagiamu dimana aku tak pernah bisa menjabat tanganmu namun kau tak perlu khawatir. Seperti janjiku dulu, ketika kau merasa kesepian aku akan selalu memelukmu dengan doaku. Walau samar akan tetap aku beritahukan padamu aku masih disini, aku masih selalu menopangmu lewat barisan kalimat yang kulontarkan dalam doa. Aku berada ditempat yang tak jauh darimu , hanya saja mata hatimu belum terbuka untuk melihat tempatku berdiri.
Selamat ulang tahun cinta..
Lihatlah didepan sana telah tersedia kanvas,kuas dan berbagai warna menarik, lukiskah harimu dan jadikan semua indah. Jika nanti kau lelah, beristirahatlah sejenak sampai inspirasi baru kembali kau temui. Mulailah semua hari ini dan yakinkan aku , kau siap melangkah apapun rintangan yang akan menghadang di depan sana. Aku tahu kau lelaki hebat, tidak akan mudah tuk jatuh. Semoga harimu menyenangkan J

Galau Yuk Galau


Galau Yuk Galau..
Sekarang Galau tuh booming banget yak ! Kesannya kalau ga’ galau itu ga’ gaul . Lah apa hubungannya coba ? Tapi berhubung galau bukan dosa, aku mau menggalau juga ah.
Kalau lagi galau enaknya dengarin lagu Mellow , setuju ya. Wajib setuju dong. Apalagi kalau lirik lagu tersebut kena banget sama kisah yang kita alami. Wow semakin komplit lah rasa galau yang bersarang di dada.
Nah..hari ini aku mau share lagu-lagu galau yang merajai tangga lagu di Handphone aku , ya sudah pasti berdasarkan kisah kegalauan yang aku alami dong. Chek This Out !

Ø  Seventeen - Tak Tepat Waktu

Ampun deh, waktu pertama kali dengar lagu ini hati aku langsung Jleb-Dung-Jleb-Dung alias tak karuan dan menaikkan level kegalauan aku menjadi 1 tingkat lebih heboh dari sebelumnya. Bagaimana tidak pemirsa, lagu ciptaan Herman Sang Gitaris ini menceritakan tentang seorang wanita yang mencintai seorang Pria tapi ternyata pria tersebut sudah punya kekasih. Pernahkah kamu mengalami hal ini ? Kamu dekat kemudian jatuh cinta pada seorang pria lalu saat rasa itu mulai dalam ternyata sang gebetan sudah punya pacar. Ahaaaiii,kalau gaya ababil kamu pasti akan berkata “Sakitnya tuh disini” sambil nunjuk ke hati.
(*) Kau sentuh aku dengan cintamu
Kau membuat aku s’lalu menjadi indah
Kau peluk aku dengan Rasamu
Kau s’lalu ada disaat ku membutuhkanmu
Tetapi ternyata ada dia yang tlah mengisi hatik
Reff : Kau datang Padaku Tak Tepat Waktu
Disaat kini tlah ada yang milikiku
Kau sentuh hatiku sepenuh kasihmu
Tapi kutak bisa memiliki hatimu
Back To (*) Reff
Tak bisa miliki hatimu
Karena kau datang padaku tak tepat waktu
Wah ketika mendengar suara Ifan menyanyikan lagu ini , aku merasa sang gebetan yang nyanyiin buat aku. Wajar aja sih namanya juga galau, kalau sedikit lebay ataupun mendadak Drama Queen harap dimaklumi saja ya. Pernah dalam suatu wawancara Sang Vokalis berkata “Cinta itu datang tidak pernah mengenal waktu dan kondisi, kita punya pasangan cinta pun bisa datang lagi,mungkin orang lain banyak merasakan hal ini” Ajigileeee sesuatu banget ya.

Ø  Tata – Kisah Yang Salah
Kau membandingkan hatiku dengan dia kekasihmu itu
Dan ternyata kulebih baik wajar saja kau mencintaiku
Tapi mengapa tak juga kau putuskan
Kekasihmu itu dan kembali padaku
Jika terus begini aku pasti takkan tenang jalani kisah yang salah ini

Aku mencintaimu tapi kau tak jadi milikku
Percuma saja kita jalani
Kisah ini kisah yang salah..

Terlalu sering kau membuat dia sakit karena kau dengan aku
Hoooo..sudah saatnya kau putuskan
Pilih aku atau dirinya..

Kalian sudah pada tahu siapa Tata Janeeta kan? Itu lho mantan personil Mahadewi  pemilik nama asli Shinta Dewi yang bersuara khas agak garang trus kalau si doi nyanyi lagu galau rasanya aduuuuh bikin hati meleleh. Nah setelah sukses dengan single “Penipu hati” yang bercerita tentang pengkhianatan , sekarang Tata hadir dengan single baru yang pas banget dengan kisah yang aku alami.
Sesuai dengan judulnya “Kisah Yang Salah” aku menjadikan lagu ini sebagai soundtrack kegalauan aku berikutnya. Setengah tahun lalu aku terjebak dalam suatu kisah yang salah. Dimana aku masuk dalam hubungan seseorang menggunakan label sahabat ketika hubungan dia dan pacarnya tengah renggang. Kami sering berbagi cerita hingga akhirnya saling jatuh cinta. Sampai akhirnya aku sadar “Gue ga’ boleh terus begini, ada batasan untuk seorang sahabat” . Akupun mundur teratur sekalipun dia katakan bahwa dia lebih nyaman bersamaku, lebih terbuka berbagi denganku bahkan dia pernah berkata “Jika kamu mau, aku bisa putusin dia karena aku mau jalani semua dengan kamu”. Namun aku berpikir bahwa aku seorang wanita dan wanita baik-baik tidak mungkin melukai hati kaumnya senidri. Aku pun mundur teratur dan menjauh dari si cowok.
Ø  Last Child – Tak Pernah Ternilai
Setidaknya diriku pernah berjuaaaaaaaaaaaaaaaaang !! Teriakan kegalauan itu terasa begitu menyakitkan ditelinga. Entah mengapa seolah ada kesesakan yang ingin dilepaskan sang vokalis di bagian Reff Lagu ini. Ah Sok tahu banget aku ya , hihi ^_^
Apa sih cerita yang tertuang di dalam lagu ini ? Yuk simak liriknya :
Nah sekarang aku mau bilang kalau lagu ini aku banget ! Setiap kali aku dengar aku selalu merasa gagal move on lho cyiin. Secara liriknya itu menusuk-nusuk hati. Kebayang ga’ sih kalau kamu sudah berjuang namun tak pernah ternilai oleh sang pujaan hati dan lebih parah lagi kamu ada di dekatnya tapi dia tak pernah bisa melihatmu bahkan menganggap kau ga’ ada. Stop..stop ! kok jadi melankolis gini ya ?? Hahaha, mari nikmati lagunya bersama-sama denganku teriak lagi “Setidaknya diriku pernah berjuang meski tak pernah ternilai dimatamu, setidaknya kupernah menanti terkapar melawan sepi hatiku yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu”
Oke Fix ! Itulah  lagu yang menduduki Top 3 dalam Playlist kegalauanku. Kapan-kapan deh aku Share lagi tapi jangan ikutan galau ketika mendengarnya ya sob :p

Nyata-Maya Cerita Kita : Bahagia Kita Berbeda

                Malam meninggi aku duduk memandangi hamparan langit dari daun jendela kamarku , hanya hitam yang tergambar . Tak ada sinar bintang seperti malam-malam sebelumnya. Beberapa menit kemudian kualihkan pandangan ke arah tempat tidurku, disana kutemukan sebuah map merah berisi berkas persyaratan beasiswa yang akan aku ajukan. Aku berjalan menghampiri tempat tidur bersamaan dengan terdengarnya suara Anji menyanyikan lagu Kekasih terhebat di Ponselku. Kulihat nama yang tertera di layar, aku menarik nafas sebelum menjawab panggilan itu.
                “Hallo”dari mulutku meluncurlah kata pembuka untuk mengawali pembicaraan itu. “Zee,apa benar kamu akan berangkat ke Kanada besok?”Vino bertanya tanpa ada basa-basi terlebih dahulu. Aku kembali menarik nafas panjang menahan sesak yang mulai masuk perlahan ke hatiku. Aku memang mengatakan pada Vino bahwa aku akan berangkat ke Kanada dalam waktu dekat untuk meneruskan pendidikanku  tapi faktanya aku hanya akan pergi untuk mengikuti tes saja itupun seminggu lagi bukan besok. Inikah yang disebut dengan berbohong demi kebaikan ? Betewe,kebaikan siapa cil? Kebaikanmu, kebaikannya atau kebaikan bersama? Tau ah , Gelap ! Hanya ini jalan satu-satunya untuk pergi dari kehidupan Vino.
                “Iya”Jawabku pelan.”Aku tak percaya”Balas Vino, aku terdiam. “Berapa lama?”Tanya Vino kemudian. “dua tahun atau mungkin selamanya”Jawabku seadanya. Aku bisa mendengar Vino menarik nafas dalam sekali, seolah ada kesesakan yang bersarang di dadanya. Ah mungkin hanya perasaanku saja. “Itu artinya saat kamu kembali aku sudah menikah dengan orang lain”Suara Vino terdengar lirih. What ?! Apa-apaan ini kok pakai acara nikah segala, aku berusaha menjaga agar suasana tidak kaku. “Mungkin saja”Ujarku. Lama kami saling terdiam lalu Vino kembali berkata “Zee, apa kamu mau mencintaiku sebentar saja?”
 Vino seandainya kamu tahu jika aku sangat ingin berkata “Tidak, aku tak bisa mencintaimu sebentar saja karena aku ingin mencintaimu selamanya” tapi mulutku takkan bisa mengatakan hal itu. Bagaimana mungkin aku mencintai Vino sementara ada Karin disampingnya. Apa bisa aku mencintai Vino sedangkan aku tak bisa hidup sebagai Zee selamanya. “Zee”Panggil Vino seolah meminta jawaban untuk pertanyaan yang dia ajukan. “Vino jangan gila, itu tidak mungkin”Kalimat itu yang akhirnya aku keluarkan dari mulutku. “Kenapa? Apakah mencintaiku merupakan beban bagimu? Untuk malam ini saja aku ingin dengar bahwa kamu memiliki rasa yang sama denganku sebelum kamu benar-benar pergi”Kata Vino Lagi.
                Sebelum aku benar-benar pergi ? Huh ! Entah kenapa hatiku seperti teriris pisau lalu diberi air perasan jeruk nipis. Alamak pedihnya pake banget cuy. “Vino dengarkan aku ini sangat tidak mungkin, kamu tak pernah mengenal aku. Lagipula aku tak bisa membuka hati untuk cinta walau hanya sebentar karena aku ingin fokus mengejar masa depanku”Aku mencoba menjelaskan. “Masa depanmu? Kamu tahu rasanya sakit sekali saat kamu mengatakan masa depan itu milikmu seolah kamu ingin menegaskan bahwa aku tak akan pernah ada disana”Ucapan Vino kembali menancapkan kepedihan baru dihatiku. Vino tak pernah tahu bahwa aku sangat ingin menjadikannya bagian dari masa depanku namun aku dituntut untuk realistis memandang setiap potongan peristiwa yang terjadi. Jika suatu hari Vino tahu bahwa Zee dan Acil adalah orang yang sama apa mungkin Vino masih akan berkata masa depan itu milik kita seperti sebelumnya? Belum tentu !
                “Kenapa tidak menjawab Zee?”Tanya Vino. Aku masih berusaha bernegosiasi dengan hati (alaaah kok bahasanya ala vickynisasi ya?) tapi tidak ada salahnya kan ? Toh setelah ini aku akan mengubur semua pelan-pelan “Baiklah”Jawabku. Malam itupun kami lalui dengar berbincang panjang membahas hal konyol sampai hal yang serius, untung saja kami tidak membahas berapa sisa hutang negara, siapa presiden berikutnya atau hal yang sedikit berat. Haha
Malam itu aku memutuskan untuk menjauh dari kehidupan Vino. Mengapa ?Walaupun ingin namun  Aku tak bisa bertahan lebih lama disisinya karena ada hati yang harus di jaga. Jika ada yang harus terluka dari sandiwara ini cukup hatiku saja, bukan Vino ataupun Karin. Aku tahu Karin sangat mencintai Vino, sekalipun aku masuk dalam kehidupan Vino ketika mereka tidak sedang bersama tapi aku akan merasa sangat berdosa jika aku tetap ada di hubungan yang kembali mereka bina beberapa hari terakhir. Aku adalah salah satu orang terdekat Vino tapi aku juga lah orang yang paling berpotensi untuk melukai hatinya.
**
                Pagi pun tiba, Vino kembali menghubungiku sekedar memastikan apa aku benar-benar pergi dan itulah terakhir kali aku mendengar suaranya. Aku segera melepaskan SIM Card Ponselku dan menyimpannya dalam lemari. Aku tahu mungkin tidak akan mudah bagiku melupakan Seorang Vino namun seiring jalannya waktu aku percaya akan banyak hal lain yang perlahan membuat sosoknya terlupa.
“Kulepaskan cinta ini kurela berkorban tak mengapa namun kau harus bahagia hooo ohh” penggalan lirik lagu Sammy simorangkir berjudul “Kau Harus Bahagia” kurasa tepat untuk menggambarkan suasana saat ini. Lagu yang menceritakan tentang dua insan yang tak mungkin bersama. Salah satunya harus rela melepaskan kepergian sang kekasih demi kebahagiaannya. Ya tahu sendiri lagu melanolis memang menjadi kekuatan Sammy karena kepiawainnya dalam menyelami makna dari lirik lagu dan membawakan seakan dia sendiri yang membawakan lagu tersebut untuk sang kekasih.
Saat ini aku mengerti mengapa banyak orang percaya pada satu kalimat sakti “Cinta tak harus memiliki” karena terkadang kita terpaksa melepaskan seseorang bukan karena kita tak cinta dia namun ada bahagia lain yang harus kita jaga. Merelakan kesempatan untuk bahagia sekalipun peluang sangat lebar terbuka ? Tak apa. Mungkin saat ini bahagia kami memang berbeda.
Aku tutup kisah tentang Vino pada akhir bulan kedua tahun Masehi. Vino adalah bintang jatuh dihidupku. Hadir sekeap namun indahnya tetap melekat. Suatu hari jika kenytaan ini terungkap, aku berharap Vino bisa bijaksana memahami semua yang telah terjadi.

Nyata-Maya Cerita Kita : Dilema Melanda


Hoaaam..aku terbangun dari tidur lalu melirik jam dinding yang ada dikamarku 09.00 WIB . OMG bisa-bisanya aku bangun jam segini, biasanya kan lebih siang dari ini . Hahaha..bercanda dings ! Aku ingat setelah Dudung pulang Vino menghubungiku seperti biasa. Dari Vino aku mendengar bahwa dia sudah balikan sama sang mantan. Entah kenapa ada rasa sedih yang masuk dalam hatiku secara tiba-tiba tanpa kuminta “Jangan Khawatir Zee, aku akan tetap sayang padamu sebagai sahabat terbaik aku” demikian ucapan yang keluar dari mulut Vino.
Sahabat ? Tentu saja. Jangan bodoh Acil, bukankah selama ini yang kamu lakukan adalah tugas seorang sahabat ? Mendengarkan ceritanya, memberikan solusi untuk setiap masalah yang dia alami serta menjadi teman diskusi yang baik. Aku terbodoh sendiri. Setelah aku bercerita pada Dudung jika aku mulai jatuh cinta padanya, disaat yang sama dia membuat perasaanku mati sebelum tumbuh. Pedih !
Mungkin Dudung benar, tugasku mengisi kegalauan hatinya sudah selesai. Sudah waktunya sandiwara ini aku akhiri. Kuraih Handphoneku kemudian kutekan nomor Dudung “Hallo Cil, ada apa?”tanya Dudung dari seberang sana “Kamu di kost ? Aku ke sana 1 jam lagi”Jawabku “Oke, tapi jangan datang dengan tangan hampa”Setelah bicara Dudung tertawa lalu memutuskan sambungan telepon. Huh Dasar Si Dudung ! Aku heran mengapa bisa ada cewek seaneh dia dimuka bumi ini. Dulu Dudung adalah gadis pendiam dan polos, semua berubah sejak negara api menyerang. Orang bilang Dudung terkontaminasi virus gila sejak dia berteman denganku. Hahaha..memang aku terlalu dominan ya.
**
Kost Dudung Pukul 10.09 WIB
“Dudung”Teriakku langsung nyelonong masuk karena pintu kamar Dudung tak dikunci . Dudung kaget setengah mampus “Ini Mahkluk Kecil selalu datang tak dijemput, ngagetin orang trus  pulang minta di antar”Omelan Dudung membuatku tertawa. “Nih”Aku menyodorkan Roti bakar kesukaan Dudung, seketika itu pula omelannya mendadak berhenti di ganti senyum imut memamerkan giginya yang berpagar alias pakai kawat gigi.
“Tumben pagi-pagi buta main ke sini, tadi malam pasti kamu di gombalin sama Vino ya?”Dudung langsung to the point sebelum aku memulai cerita.
“Sebaliknya kali dung, Vino udah balikan sama Karin”Kataku sedih “Patah hati dong kamunya”Ledek Dudung sementara mulutnya sibuk mengunyah Roti bakar. “Bisa dibilang begitu”Aku menjawab disertai mimik wajah sedih langsung mengambil posisi duduk disamping si Dudung.
                “Seharusnya aku sadar diri ya dung, aku kan sedang berperan menjadi tokoh fiktif yang tak pernah ada. Berani sekali aku jatuh cinta padanya sementara aku tahu kalau cinta dia pada gadis itu sangat dalam. Dia berkata bahwa dia akan tetap menyayangi aku sebagai sahabatnya. Sakit sih waktu aku mendengar ucapan itu, tapi ya mau bilang apa coba”Aku memulai Cerita, Dudung diam menyimak. “Aku tak tahu kenapa aku bisa merasa nyaman dengan dia padahal kamu tahu kan kalau aku malas lihat cowok cakep yang jago main musik karena dimataku mereka tak lebih dari tukang tebar pesona. Tapi dia berhasil membuat cara pandangku berubah. Dengan menjadi Zee , aku merasa menemukan ‘inilah aku’ aku menjadi gadis apa adanya . Huh, aku tak mungkin seterusnya jadi Zee, aku ingin dia mengenalku sebagai Acil”Lanjutku.
                “Dia kan sudah tahu siapa Acil keles. Dan Dia menilai Acil adalah gadis tempramental walaupun dia juga mengakui kalau Acil juga orang yang Asyik buat ngobrol”Potong Dudung ditengah ceritaku, aku menarik nafas panjang “Itulah masalahnya Dung”Kemudian aku menunduk sedih.
“Ayo kita buktikan apa dia benar-benar mengenal kamu atau tidak”Tiba-tiba Dudung bersemangat.
“Caranya?”Tanyaku Heran. Dudung mengubah posisi duduknya lalu berkata “Dia pernah bilang kan kalau dia mengenal kamu dengan hati. Nah minggu ini kita datang ke tempatnya, kalau memang dia mengenalmu dengan sangat dalam dia pasti bisa dengan mudah merasakan kehadiranmu bahkan dari atas panggung sekalipun”
“Alaaah sinetron amat ya dung, Siti Bling-bling aja ga’ gitu-gitu amat”Ejekku “Tak ada salahnya di coba kan?”Dudung mengedipkan mata.
**
Minggu Pagi di suatu tempat yang tak bisa disebut namanya.
Aku dan dudung duduk manis dikursi yang telah disediakan, mataku menangkap sosok Vinno yang tengah asyik beradu dengan Pianonya . “Vinno memang cakep ya cil” Kulihat Dudung Mupeng banget lihatin si Vino dengan mata yang di paksa agar tak berkedip, aku pun berdehem. “Tujuan kita ke sini itu apa dung?”tanyaku berubah ogeb, Dudung melirik dengan mimik yang kembali dipaksa serius, entah dia benar-benar serius aku tak peduli “Cuma ingin membuktikan apa Vino bisa menemukanmu disini”Jawab Dudung Tegas (kali ini sih aku akui kalau nada bicaranya benar-benar tegas) aku hanya mengangguk walau sebenarnya tak begitu mengerti namun aku memilih diam karena jika aku bertanya lagi maka Dudung akan memberiku kuliah umum 23 SKS ditempat ini. Kan bahaya guys.
Singkat cerita acarapun selesai dan Dudung mengajakku segera keluar dari ruangan itu “Cil,apa kamu masih berniat mengikuti tes beasiswa S2 ke Kanada ?”Tanya Dudung begitu kami tiba di parkiran, entah kenapa raut wajah Dudung tak seperti biasa. Dudung terkesan serius dan pertanyaan itu sangat Aneh ditelingaku “Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu ,dung?”tanyaku sambil mengenakan helm lalu menghidupkan motorku “Kita bahas di kostku saja”Jawabnya. Dan bisa ditebak, sepanjang perjalanan kami diam dan larut dalam pikiran masing-masing.
Finally, kami tiba di kost Dudung dengan selamat sukacita. “Dung, kenapa sih tadi nanya gitu aneh banget” Aku mencoba membuka kembali percakapan yang tertunda, Dudung turun dari motor lalu berkata “Vino tak mengenalmu cil, dia tak bisa menemukanmu. Itu artinya dia tak mengenalmu dengan hati seperti yang dia katakan” Aku tersentak sejenak karena tak menyangka ucapan itu yang keluar dari mulut Dudung. “Vino tak punya Radar Neptunus,Dung. Ya wajar aja dia tak bisa menemukan aku”Ujarku berusaha menyembunyikan rasa galau yang mendadak muncul. Aku mulai berpikir ucapan Dudung ada benarnya. “Acil, dengar ya ini bukan Kisah Kugy dan Keenan jadi ga’ perlu radar neptunus lhoo”Dudung mulai memamerkan wajah kesalnya. “Akhiri semua dan fokus sama masa depan kamu cil. Kesempatan tak akan datang dua kali, percuma kamu mengharapkan seseorang yang sama sekali tak pernah menyadari keberadaanmu”Lanjut Dudung. Aku menghela nafas lalu kembali menghidupkan mesin motor “Aku balik ya”Pamitku “Pikirkan perkataanku, Vino tak akan pernah bisa menemukanmu”Kata dudung, aku mengangguk kecil lalu keluar dari kamar Dudung.
Aku tak begitu mengerti mengapa hari ini otak Dudung begitu encer sehingga dia bisa menyimpulkan sesuatu yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Vino tak bisa menemukanku, jangankan menemukan untuk sekedar menoleh saja dia seakan tak punya waktu. Apa Vino tak bisa merasakan kehadiranku, aku ada didepannya namun dia tak melihatku. Ah Entahlah ! Aku tak tahu apa yang harus aku Lakukan saat ini, mengakhiri sandiwara ini atau meneruskannya hingga nanti Vino memintaku untuk menjauhinya? Biar waktu yang kan menjawab.
Hasil corat-coret tanganku yang mencoba melukis bayangnya :)