Kapan kau akan
membuka hati? Kalimat itu sedikit menggelitik ketika seorang teman
menanyakannya padaku. Entahlah..banyak hal yang terjadi selama setahun
terakhir. Jujur terkadang aku membenci kesendirianku karena tidak sedikit orang
beranggapan bahwa aku masih belum bisa lepas dari kenangan kita. Kenyataannya
tak begitu, aku sudah tak ingin lagi kembali kesana. Dan hari ini saat
hubunganmu dengan gadis itu berakhir, mengapa mereka seolah memprediksi bahwa
kita akan kembali bersama lagi?
Tahukah kau ada banyak
orang diluar sana menjadikanmu sebagai penentu bahagiaku. Mengapa harus
demikian? Padahal aku baik-baik saja tanpamu. Aku tak membuka hati bukan karena
kau masih disana, aku sudah membersihkan ruangannya sejak lama hanya saja aku
enggan membiarkan orang masuk sembarangan. Kau.. bisakah kita tak menjadi
bayangan satu sama lain? Ah sudahlah,ini bukan salah kita. Aku rasa kau pun tak
pernah menduga jika ada banyak orang yang menginginkan kita bersama kan? Aku
juga demikian.
Aku tak ingin mencari
penggantimu, tapi kau jangan berbangga dulu. Jangan pernah beranggapan bahwa
kau takkan terganti. Aku hanya tak ingin mengganti yang tlah hilang karena
lelaki yang kelak bersamaku adalah orang baru yang mengisi hariku dengan warna
baru bukan melanjutkan tugasmu.
Tugasmu untuk menjaga
dan membuatku bahagia sudah selesai sejak tangan kita tak lagi saling
menggenggam. Terima kasih memang harus aku ucapkan karena pada masa lalu kau
bisa membuat aku merasa sangat nyaman dengan sederet perhatian yang kau
berikan. Kita sudah berdamai,bukan?
Hari ini kau kembali
patah hati.
Hari ini kau kembali
mengakhiri sekaligus mengawali.
Tak banyak yang bisa
kukatakan. Impian banyak orang takkan bisa kita wujudkan karena kau dan aku
memiliki cara berbeda dalam memandang masa depan. Namun tetaplah memulai untuk
kembali menemukan cinta yang baru. Aku..bagian masa lalu yang kini berusaha
menjadi teman baikmu akan selalu berdoa untuk bahagiamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar