Selasa, 16 September 2014

DILEMA MAHASISWA SEMESTER AKHIR



Kapan Wisuda ?

Pertanyaan itu akan sering kamu dengar ketika tangga semester semakin meninggi dan kamu memasuki fase ‘semester tua’ , haha.. Siapa sih yang ga’ pengen wisuda. Aku rasa setiap mahasiswa pasti tak pernah berencana untuk kuliah lama, setiap mahasiswa pasti ingin mengenakan pakaian kebesaran bernama Toga. Ya..tapi selalu terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan sehingga menimbulkan suatu masalah. Dalam perjalanan perkuliahan ada berbagai macam masalah yang timbul secara tak terduga. Bukan hal luar biasa ketika kamu melihat seorang mahasiswa yang diawal semester selalu meraih IP diatas 3,5 ternyata lulus dalam waktu 7 tahun. Atau Mahasiswa berandal yang kuliah sering titip absen eh ga’ taunya lulus kurang dari 4 tahun. Semua kembali lagi pada satu faktor yang sulit dipungkiri yaitu Keberuntungan.

Ketika memasuki gerbang perkuliahan kamu pasti bangga dengan status sebagai mahasiswa, jika pulang ke kampung halaman ada yang bertanya “Kuliah dimana, semester berapa?” dengan lugas kamu akan menyebutkan nama kampus dimana kamu menimba ilmu serta dengan malu-malu menjawab “Masih semester satu, tante” . Waktupun bergulir , kamu bertemu orang yang sama setelah bertahun kemudian “Eh Dudung, sudah lama ga’ ketemu. Sudah semester berapa?” maka dengan wajah yang mulai dilipat segi lima kamu menjawab “Semester banyak,tante” pembicaraan akan terhenti jika si Tante tak dihinggapi virus Kepo akut. Bagaimana jika Si Tante dengan dahi berkerut kembali berkata “ Semester Banyak itu sebanyak apa ya dung?” Yah kalau sudah begini kamu cari-cari alasan aja buat kabur daripada kamu puyeng sendiri. Hehe :p

Menjadi mahasiswa semester akhir memang serba salah Mas Bro-Mba’ Sist. Sekalipun kamu baru menapaki kuliah selama 5 tahun (Masih ada jatah 2 tahun lagi sebelum Drop Out , hehe) sudah pasti kata tanya “Kapan” terasa horor ditelinga . Kamu mulai menghibur diri sendiri atau teman seangkatan yang bernasip sama “Ah..sudahlah, setidaknya kita sudah lepas dari ‘Sarjana Muda’ yang resah mencari kerja seperti lagu Om Iwan” disaat yang sama temanmu akan tersenyum dengan wajah penuh ketabahan berkata “Lulus itu pasti, soal waktu kita tak tahu. Ga’ bisa lulus tepat waktu , ya apa boleh buat. Lulus diwaktu yang tepat saja”. Dilema yang kamu alami semakin menjadi-jadi saat adik tingkat wisuda lebih dulu.

Mungkin disaat seperti itu kamu akan mengambil gitar dan mulai bernyanyi serta mengganti lirik lagu “Koboy Kampus” milik The Panas Dalam Band menjadi seperti ini :

Lalu Kapan saya akan diwisuda ? Teman-teman sudah lebih dulu
Hati cemas mengapa skripsi masih tergantung , Senior Tua sudah di DO
Orang Tua di desa menunggu, calon istri/suami gelisah menanti
Adik tingkat ikut juga berkata “Ayo semangat ya kakak”

Bagi kamu yang sedang mengalami dilema menjadi Mahasiswa tingkat akhir, santai aja keless. Itu bukan dosa kok. Hanya saja jangan larut dalam bimbang yang berkepanjangan. Pengen Wisuda juga? Ayo Move On ! Skripsi jangan dibiarkan nganggur, mbok ya dikerjain toh. Kamu tentu ga’ mau kan kalau disalip sama adik tingkat lagi. Tinggal sedikit lagi, mari bergerak !
 Biar ga' dilema berkepanjangan yuk mari dengarin dulu lagu ini , siapa tahu menemukan semangat baru. Kalaupun semangat ga' juga ketemu, yah lumayan juga ini lagu buat jadi soundtrack cerita hingga wisuda ^_^

KETIKA AKU JATUH CINTA PADA SEORANG PECINTA ALAM



  Pecinta Alam. Apa yang terlintas dibenakmu ketika mendengarnya? Sudah Pasti mereka yang menghabiskan masa liburan dengan mendaki gunung, memanjat tebing,menyusuri goa ataupun mengarungi sungai yang berarus deras dengan perahu karetnya. Pecinta alam adalah sosok tegar yang mudah bersimpati pada alam luas, iba bila terluka dan tegas saat melihat sesuatu menyakitinya.  Lalu bagaimana jika kamu jatuh cinta pada seorang pecinta alam yang bagi sebagian orang mereka lebih mencintai Carrier dari pada pacar sendiri .


 Banyak hal yang harus aku terima ketika aku menjatuhkan hati pada seorang Pecinta Alam. Salah satunya aku harus menerima bahwa ada cinta lain dihatinya, Cinta pada alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Aku tak mungkin cemburu saat angin dingin dipuncak gunung mencumbunya mesra, aku tak boleh iri pada Edelweis yang begitu dia puja,  aku juga tak bisa marah ketika dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menjelajah rimba ataupun berpetualang dalam gelap goa. Ya, ketika aku jatuh cinta padanya aku wajib menerima dia dengan segala cerita petualangannya.
 
Seorang teman bertanya “Apa kau yakin jika dia setia?” . Walau terkadang aku ragu, apakah ketika dia berpetualang hatinya pun turut mencari tempat persinggahan. Namun aku memutuskan untuk memberinya segenggam kepercayaan. Tidak perlu muluk mengatakan cinta yang dia punya setinggi gunung, sekeras cadas ataupun abadi seperti Edelweis . Aku cukup membiarkan dia tidur dengan bebas diatas rerumputan, bercengrekarama mesra bersama Edelweis dan Cantigi. Aku hanya tahu dia berhasil menaklukkan hatiku seperti dia menaklukkan tebing alam yang penuh tantangan. Dia berhasil mendaki hatiku hingga puncak tertinggi serta menyelami sampai ke dasar hati.

Dimataku seorang pecinta alam bukan sekedar orang yang menghabiskan waktunya untuk hura-hura atau berpetualang demi hobby semata. Dia adalah pria hebat yang penuh perencanaan matang, mampu bertahan di keadaan tersulit sekalipun. Dia juga pria yang tumbuh dalam kesederhanaan. Bagaimana tidak, dia tetap bisa tidur dengan nyenyak meski diatas tanah berlapis matras dan terbungkus Sleeping Bag . Dia bisa makan dengan lahap walau yang tersaji hanya Mie Instant atau makanan kalengan lainnya. Aku bangga memiliki dia. Sekalipun cuek bahkan terkadang terkesan (sok) Cool namun disisi lain dia juga mempunyai jiwa romantis, manis tapi tidak melankolis.

Aku mencintainya dengan segenap kelebihan dan kekurangan yang dia punya.

Catatan Kecil Untukmu



Jika saja aku bisa memutar kembali waktu yang telah berlalu atau berlari mengejarnya untuk sekedar meminta jeda agar dia sudi berhenti, pasti akan kulakukan. Supaya aku bisa memperbaiki kesalahanku dimasa lalu, kesalahan yang mungkin takkan termaafkan olehmu. Kalau dulu aku bisa menentukan sendiri takdir cintaku, aku takkan memilih masuk dalam hidupmu. Jatuh cinta padamu kemudian menyakiti sehingga rasa berdosa ini terus menghantui , menusuk masuk ke pori-pori hati. Tapi sudahlah ! Semua yang telah terjadi memang sudah seharusnya terjadi tak mungkin tuk diingkari. Tak ada yang bisa kulakukan selain menikmati, ya..menikmati luka ini sendiri.

Aku ingin bertanya, apakah kau percaya adanya kesempatan kedua? Mungkinkah kesempatan  datang pada orang yang sama diwaktu berbeda ? Jika kesempatan kedua benar ada, aku takkan ragu tuk meraihnya. Akan aku manfaatkan sebisaku untuk memperbaiki kesalahan serta membalut luka hati yang pernah kubuat. Tapi bilakah waktunya kan tiba? Saat ini aku terlalu takut berjudi dengan perasaan sehingga aku hanya terkurung dan bermain dalam nyanyian “jika hanya” , aku juga terus berlatih dalam kekecewaan hidup. Jika kau bertanya “sampai kapan?” sudah tentu aku tak bisa menjawabnya.

Percayakah kau pada keajaiban? Bagiku keajaiban selalu bergandengan tangan dengan kemustahilan, butuh perjuangan agar bisa membuatnya menjadi nyata. Sanggupkah aku menembus kemustahilan itui ? Entahlah. Aku selalu ragu, aku takut jika nanti aku melanjutkan langkahku namun aku tak menemukanmu disana. Di akhir perjalanan kita. Apa mungkin takkan pernah tercipta KITA? Karena yang kutahu kisah ini terbagi atas AKU, KAU dan DIA.

Banyak yang aku sesali dalam kisah yang telah kita jalani termasuk caraku. Ada yang salah dari caraku ketika aku memutuskan masuk dalam hidupmu, membuatmu jatuh cinta lalu meninggalkanmu begitu saja tanpa memberi alasan apalagi kepastian. Aku tak siap kehilangan ? Hah ! Kenyataan yang ada aku sudah kehilangan dirimu bahkan sebelum aku pergi dari hidupmu. Aku menyesal ? Mungkin saja. Tapi aku tahu dengan pasti, aku tak pernah menyesal mencintaimu.

Pada akhirnya aku memberi kesempatan pada waktu tuk menjawab semua tanya hati, yang aku tahu bahwa semua kisah harus seperti dongeng Cinderella dengan satu kesimpulan SEMUA KAN BAHAGIA DIAKHIR CERITA. Jika kita belum bahagia itu artinya cerita ini masih ada kelanjutannya. Aku tahu kita sedang bermain dalam opera Tuhan. Alur cerita yang Tuhan tawarkan selalu APIK, UNIK dan MENARIK. Kesalahanku,penyesalanku dan kehilanganmu adalah bagian dari kisah panjang ini, kita tak pernah tahu apa yang kan terjadi diakhir nanti. Mainkan saja peranmu dengan baik, protes juga percuma kan? Hanya itu yang bisa kukatakan pada diriku sendiri.