Selasa, 10 Maret 2015

DILEMAKU KAU HARUS TAHU



Gempita itu telah sampai padaku seperti tabuhan genderang yang membuat membrana tympani-ku nyaris terkoyak. Kau harus tahu, aku tak bisa menentukan apakah harus bersukacita atau malah sebaliknya.
Ya..Aku dilema !
Aku bisa melihatmu tersenyum penuh makna disana,hendak berujar namun tertahan. Tak bisakah kau baca dimanaku tertulis sebuah permohonan “Jangan !”
Silahkan ajukan pertanyaan apapun kecuali tentang itu. Kalaupun harus kau tanyakan,bisakah menganggapnya sebagai retoris saja ? Karena ini tak jauh berbeda dengan seorang balita yang dipaksa menjawab satu pertanyaan “Adek,Berapakah rata-rata simpangan baku umur teman-temanmu?” atau seorang mahasiswa seni tari yang ditanya “Apakah perbedaan antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara?”
Aku telah berusaha semampuku berlatih untuk menjawab pertanyaan itu. Aku tak tahu,aku tak mampu. Mungkin bukan aku yang menuntaskan rasa penasaran hatimu. Aku telah meminta Sang waktu untuk mewakiliku,bersabarlah jika kau tetap ingin tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar