Gempita itu
telah sampai padaku seperti tabuhan genderang yang membuat membrana tympani-ku nyaris terkoyak. Kau harus tahu, aku tak bisa
menentukan apakah harus bersukacita atau malah sebaliknya.
Ya..Aku dilema !
Aku bisa
melihatmu tersenyum penuh makna disana,hendak berujar namun tertahan. Tak
bisakah kau baca dimanaku tertulis sebuah permohonan “Jangan !”
Silahkan ajukan
pertanyaan apapun kecuali tentang itu. Kalaupun harus kau tanyakan,bisakah
menganggapnya sebagai retoris saja ? Karena ini tak jauh berbeda dengan seorang
balita yang dipaksa menjawab satu pertanyaan “Adek,Berapakah rata-rata
simpangan baku umur teman-temanmu?” atau seorang mahasiswa seni tari yang
ditanya “Apakah perbedaan antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara?”
Aku telah
berusaha semampuku berlatih untuk menjawab pertanyaan itu. Aku tak tahu,aku tak
mampu. Mungkin bukan aku yang menuntaskan rasa penasaran hatimu. Aku telah
meminta Sang waktu untuk mewakiliku,bersabarlah jika kau tetap ingin tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar