Selasa, 10 Maret 2015

Raih tanganku kawan,ayo berjuang !



Kau yang terdiam dan mulai enggan berjuang..
Apakah kau butuh seseorang untuk membantumu berdiri? Atau seorang yang dapat berteriak lantang hingga semangatmu terpacu lagi. Kuberitahu,aku ada disini. Jika kau rasa tumpukan beban itu terlalu berat, mari berbagi.
Berdiri di puncak adalah mimpiku,itu yang kau katakan dulu. Telingaku juga masih basah tuk mendengar pertanyaan “Apa mimpi terbesarmu?” terlontar dari mulutmu. Aku enggan menjawabnya karena aku tak terlalu suka bicara tentang mimpi. Kalau terus bicara tentang mimpi maka kita tak akan pernah bisa melihat kenyataan. Mimpi selamanya  akan tetap menjadi mimpi jika kau tak pernah terbangun dan meraihnya. Maka ambil keputusan untuk berjuang bukan berdiam seraya mengharap semua kan jadi nyata secara tiba-tiba.
Berjuang itu memang tak mudah. Karena letih,jenuh,rasa ingin menyerah kerap datang untuk menggodamu. Sebelum berteriak “Eureka!” Archimedes juga pernah merasa letih. Tapi dia tetap bersungguh-sungguh untuk membuktikan pada Raja Hieron II bahwa mahkota emas Sang Raja bercampur dengan perak. Dia tidak berandai-andai dan bermain dalam teori “jika hanya” melainkan melakukan percobaan sehingga menghasilkan sebuah penemuan. Dan kau, bagaimana mungkin kau bisa merasa letih sementara kau tak pernah mencoba untuk berjuang. Jatuh dan bangkit itu biasa. Tak selamanya kaki sanggup bertahan terkadang butuh istirahat juga namun jangan terlalu lama. Kau harus kembali berjalan agar rasa malas tak membuatmu tertawan.
Jika puncak adalah tujuan kau tetap akan sampai kesana dengan berjalan pelan dan perlahan. Kalau memang tak mampu atau terbatas tenagamu,jangan memaksakan diri tuk berlari kawan! Selama kau tidak berdiam,aku yakin semua ‘kan kau dapatkan. Bukankah lebih baik berjalan selangkah demi selangkah namun terus maju? Jika ada yang mengatakan kau tertinggal tak perlu malu.
Masihkah kau ragu tuk memulai, Lalu sampai kapan mau berdiam kawan?
Sampai hutan Amazon berubah menjadi gurun?
Atau hingga suatu hari nanti gurun Sahara menghijau?
Dunia tak ingin mendengar cerita basi tentang mimpi-mimpimu melainkan melihat pembuktian bahwa mimpi itu memang dapat diwujudkan. Berjuang sendiri memang lelah. Tapi kau tak sendiri disini, ada aku yang selalu siap membantumu tuk berdiri. Jadi mulailah langkah pertamamu hari ini !



DILEMAKU KAU HARUS TAHU



Gempita itu telah sampai padaku seperti tabuhan genderang yang membuat membrana tympani-ku nyaris terkoyak. Kau harus tahu, aku tak bisa menentukan apakah harus bersukacita atau malah sebaliknya.
Ya..Aku dilema !
Aku bisa melihatmu tersenyum penuh makna disana,hendak berujar namun tertahan. Tak bisakah kau baca dimanaku tertulis sebuah permohonan “Jangan !”
Silahkan ajukan pertanyaan apapun kecuali tentang itu. Kalaupun harus kau tanyakan,bisakah menganggapnya sebagai retoris saja ? Karena ini tak jauh berbeda dengan seorang balita yang dipaksa menjawab satu pertanyaan “Adek,Berapakah rata-rata simpangan baku umur teman-temanmu?” atau seorang mahasiswa seni tari yang ditanya “Apakah perbedaan antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara?”
Aku telah berusaha semampuku berlatih untuk menjawab pertanyaan itu. Aku tak tahu,aku tak mampu. Mungkin bukan aku yang menuntaskan rasa penasaran hatimu. Aku telah meminta Sang waktu untuk mewakiliku,bersabarlah jika kau tetap ingin tahu.

Letter to Romeo



Kata orang mendoakan adalah cara mencintai paling rahasia dan aku memilih cara itu untuk mencintaimu. Bukankah kita memiliki cinta yang sama? Lalu apa harus aku menegaskan kembali lewat kata? Sudahlah cukup kau nikmati saja caraku mencintaimu tanpa perlu kau terus meragu. Untukmu yang sedang berjuang mengalahkan jarak dan waktu,bersabarlah waktu yang dinanti tak akan lama. Aku berharap kau tak lelah menunggu. Kita telah melewati hari,bulan bahkan tahun dengan cukup angkuh serta gagah berani jadi jangan sampai jarak itu mencipta jarak diatara kita.
Aku tak banyak meminta, cukup kau percaya dan setia maka rasa aman dapat kurasakan dari kejauhan karena terkadang jarak yang membentang tak pelak menyisakan kecemasan. Saat Rindu yang tak bisa diajak kompromi datang, sementara pertemuan tak selamanya bisa kita wujudkan seringkali aku memilih berdamai dengan perasaan dan keadaan. Aku tak pernah bisa berjanji tapi tetap menanti , aku yang kadang membuatmu terluka namun bertahan sekuat tenaga untuk setia.
Ketika mereka datang menawarkan cinta untukku jangan khawatir karena aku tetap memilihmu, aku bisa mengabaikan mereka dan setia menunggumu. Tak ada yang perlu kau takutkan selama hati kita terpaut dan saling memiliki. Kau memang tak sempurna tapi kaulah yang terbaik hingga saat ini. Bila nanti ada yang lebih baik,tolong ingatkan aku tentang perjalanan kita sehingga aku yakin untuk mengakhiri kesendirianku hanya sekali dan itu denganmu. Kau adalah “karena” dari setiap “mengapa” yang bermuara di benakku. Itulah alasan yang membuat aku tak bisa berpaling darimu.