Sandiwara kita akhirnya sampai pada
Epilog..
Ingatanku terbang ke malam ketika aku
mendapatimu duduk menunggu ditemani dingin udara malam dan sisa rintik hujan.
Aku menghampirimu kemudian basa-basi bertanya “Sudah lama?” ,kau tampak sedikit
terkejut lalu dengan segera tersenyum “Lumayan”jawabmu. Setelah duduk
disampingmu dengan jarak yang nyaris tak terlihat sehingga dengan jelas
kudengar kau kembali bertanya”Apakah Zee ikut?”
“Tidak,dia hanya menitipkan ini untukmu”Jawabku seraya
memberikan sebuah bingkisan.Seandainya aku punya sedikit saja keberanian untuk
mengatakan”Dia ada di dekatmu saat ini,hanya saja kau tak pernah peka”. Tapi
semua itu hanya bisa kukatakan dalam hati. Aku telah memutuskan malam ini aku
akan berhenti dengan meninggalkan sedikit jejak bahwa aku pernah ada didalam
hidupmu.
Kembali garis bibirku membentuk sebuah senyuman kala kau
begitu antusias memperhatikan bingkisan itu. Tak sanggup berlama-lama
disampingmu,akupun memilih berpamitan.
“Cepat sekali tunggulah sebentar lagi”Tahanmu. Meskipun
ingin tapi tak akan pernah kutahan langkahku untuk segera berlalu dari
hadapanmu karena aku tak bisa berpura-pura tegar dihadapanmu lebih lama. Pergi
memang menjadi satu-satunya jalan terbaik yang aku pilih karena aku sudah
terlalu terluka mencintaimu diam-diam. Dan sudah sepantasnya juga aku menikmati
sakitku tanpa kau tahu. Mencintaimu adalah hal yang tak bisa kuhindari meski
aku tahu tak akan pernah ada lagi kesempatan untuk berada disampingmu serta
berbagi kisah denganmu.
“Cil,tolong sampaikan terima kasihku pada Zee.Hadiah
darinya sungguh membuatku terharu”Ku baca pesanmu,ku kumpulkan sisa kekuatan
untuk membalasnya “Hanya itu yang bisa kuberikan,simpanlah selama kau mau” Tak
lupa aku membubuhkan nama Zee diakhir pesan itu.
Bingkisan itu berisi sebuah lukisan
seorang wanita yang sangat kau cintai,wanita yang mempertaruhkan nyawanya untuk
melahirkanmu kedunia. Aku sengaja memberikan itu sebagai hadiah dihari kasih
sayang dengan harapan kau akan bisa merasakan cinta yang berbeda setiap kali
kau melihatnya. Cintaku terwakili disana,semoga kau bisa merasakannya.
“Ini akan menjadi
pusakaku” Jawabanmu membuat airmataku mengalir deras. Aku membunuh Zee dari
hidupku malam ini dan tak akan pernah membiarkannya hidup kembali sekalipun aku
pernah merasakan cintamu dalam sosoknya. Sebagai Acil sudah tentu aku tak akan
bisa berada ditempat terdekat denganmu,aku siap untuk itu.
Sebenarnya aku tak sanggup untuk meninggalkanmu di masa
lalu. Ada satu pertanyaan darimu yang begitu mengganggu “Mengapa Zee tak pernah
bersedia bertemu denganku?”
Bukan tak bersedia namun memang tak pernah bisa. Acil dan
Zee tak pernah bisa berada ditempat yang sama diwaktu yang sama. Aku tak
mungkin memberitahumu alasan itu meski kau berhak untuk tahu kenyataan yang
ada. Aku terlalu mencintaimu karena itu aku tak boleh membiarkanmu terluka di
depan mataku dan aku tak pernah siap jika pada akhirnya kau membenciku. Aku
takut kalau aku harus terluka,aku takut kau akan terluka dan aku juga takut
jika orang yang kau cintai ikut terluka karena aku. Kau akan mengerti alasanku
melakukan ini jika kau benar-benar jatuh cinta,kau akan tahu bahwa kebahagiaan
orang yang kau cintai adalah hal utama.
Memang kisah ini telah berakhir tapi rasa cintaku tetap
untuk seterusnya. Jika suatu hari aku kembali dan kita bertemu lagi,aku harap
aku punya sedikit keberanian untuk mengakui bahwa sejauh apapun aku pergi
hatiku selalu memaksa kembali.Andaikan aku bisa meminta,aku ingin hidup sekali
lagi karena aku tak ingin bertemu kamu dengan cara seperti ini. Aku benci! Aku
terpaksa bersandiwara, menutupi perasaanku.
Akulah pengecut itu, seorang yang pergi seenaknya tanpa
memberitahukan kenyataan yang ada.Akulah pecundang itu, seseorang yang tak
berani berjuang untuk bisa berada disampingmu. Akulah orang yang mencintaimu
namun hanya sanggup memelukmu dalam doaku. Bingkisan cinta dariku,simpanlah!
Hanya itu yang membuat kau tahu aku pernah menjadi secuil kenangan dalam
hidupmu. Hanya bingkisan itu ,kusimpan rasa cinta yang selama ini aku pendam
sendiri. Hujan Februari membantuku menutup kisah kita,biarkan semua mengalir
sampai nanti waktu memaksaku berhenti.