Aur duri di sore
hari,
Mentari yang
meninggi perlahan berlari menjauhi hamparan mega sehingga menyisakan warna
jingga disana
Aku tertegun
menatap kilaunya sesekali bertanya pada hati apakah itu pancaran keindahan atau
bahkan kesedihan ?
Kualihkan pandang
dipinggir jembatan ada seorang lelaki tua mengipas jagung bakar , ditempat
lainnya sepasang muda-mudi yang tengah dilanda cinta duduk bersama
Ah..aku iri ! Raut
bahagia itu berbanding terbalik dengan kita
Aku sudah lupa
kapan terakhir kita bahagia , aku juga sudah tak ingat kapan pastinya kata
mesra terucap dari bibir kita..
Maaf , tanpa
bermaksud menyalahkan takdir Yang Maha Esa aku hanya ingin sedikit bernostalgia
kala dunia masih milik kita
Kala Cinta itu
berbunga ,indah dan semerbak baunya
Ketika aku dan kau
belum berkenalan dengan kasta dan perbedaan, dimana aku dan kau masih merasakan
hangat saat tangan kita saling menggenggam
Ingin rasanya aku
protes pada mereka yang selalu berteriak “Perbedaan itu indah” namun
mengapa itu tak berlaku pada kita?
Perbedaan adalah masalah pelik yang membuat kita harus terpisah..
Ingatkah kau.. kita
berdua tak pernah sama namun akhirnya kita memutuskan bersama
Kita yang berbeda
sepakat tuk lalui hari bersama bukan karena kita sama
Kau benar , kita
bersama karena berbeda bahkan kita telah mengecap indahnya saat toleransi adalah
harga mati
Mereka menentang
lalu memaksa kita tuk akhiri semua namun kita tak peduli , aku tak tahu pasti
saat itu kita terlalu keras kepala ataukah cinta begitu kuat hingga mengalahkan
logika?
Entahlah , kita
belum dewasa dan terlalu naif menyerahkan kisah kita pada waktu serta percaya
akan indah akhirnya..
Dari mulut mereka
terdengar banyak teori tentang Tuhan, kita tetap tak peduli karena yang kita
tahu Tuhan itu satu
Tapi kita lupa sekalipun
kita dapat bergandengan tangan pada akhirnya harus dilepaskan karena kita tak
sejalan
Aur Duri semakin
sepi, aku mulai melangkah pergi..
Dan lagi bayangmu
mintaku tuk sejenak berhenti , “Bertahanlah sebentar lagi” suara dari beberapa
tahun silam kudengar kembali
Aku menoleh
kebelakang, benar saja.. Aku bisa melihat bayang bahagia kita sebelum takdir
cinta hancurkan semua
Tawa renyahmu itu..
Seolah takkan pernah ada lara dalam cerita kita
Tatap matamu itu..
Pancarkan rasa khawatir bila cerita ini usai sehingga kita kembali bertemankan
sepi
Kubuang pandanganku
pada sebuah jalan dimana banyak kendaraan lalu lalang
Tenanglah sayang,
aku takkan sempat berteman dengan kesepian
Disekelilingku
begitu banyak pribadi yang menyenangkan..
Seperti yang kita
tahu bahwa cinta itu tak mungkin bersatu
Kau tahu perbedaan
selamanya tak bisa disatukan sekalipun kita dapat jalan beriringan..
Senja merajai
langit Aur Duri, sudah waktunya aku pergi
Meninggalkan tempat
ini
Tempat cinta kita
bersemi,tempat cinta kita mati suri, hidup kembali sebelum akhirnya benar-benar
mati..
Jangan cemaskan
aku, akan tiba masanya nanti ada cinta yang kembali berlabuh
Dihatiku, tempat
dimana cintamu pernah jatuh..